Paes Ageng Muncul pada Peringatan Hari Ibu Sekolah Darurat Kartini

Paes Ageng Muncul pada Peringatan Hari Ibu Sekolah Darurat Kartini

Peringatan Hari Ibu Sekolah Darurat Kartini. (Foto: Tata)


KEPRIBETTER.COM, JAKARTA – Pendiri Sekolah Darurat Kartini, Ibu Guru Kembar Rosi dan Rian berpesan agar pada perempuan Indonesia tidak melupakan sejarah perjuangan mengapa Hari Ibu diperingati setiap 22 Desember.

Ada peristiwa bersejarah dan istimewa yang terjadi pada tanggal tersebut. Pada tanggal itu, tahun 1928 bertempat di Yogyakarta, para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatera pada saat itu berkumpul untuk mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I (yang pertama).

“Maka kita harus selalu mengingat sejarah dan perjuangan kaum perempuan dalam berbagai bidang dan profesi. Kita, kaum Ibu wajib mewarisi pendidikan yang luhur, kejujuran, budi pekerti, Adab, Ahlak mulia, Mencinta NKRI, Berpancasila, kepada anak-anak kita,” kata Ibu Rosi, dalam sambutan peringatan Hari Ibu di Gedung Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, DKI Jakarta, kemarin.

Dalam kegiatan yang dihadiri para ibu dan perempuan berbagai profesi, disemarakkan penampilan seni dan tarian anak-anak kolong jembatan yang belajar di Sekolah Darurat Kartini. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan pembacaan puisi, dan peragaan busana tradisional Indonesia.

CEO Hopeland Resort and Organic Farm, Umi Khulsum Ph.D hadir dan mencuri perhatian dengan memperagakan pakaian penganten wanita atau Paes Ageng Yogyakarta.

“Paes Ageng merupakan tata rias yang digunakan oleh keluarga Keraton Yogyakarta saat melangsungkan pernikahan. Riasan pengantin dengan gaya Paes Ageng semula hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan di lingkungan keraton. Namun seiring berjalannya waktu, riasan ini boleh dipakai oleh masyarakat umum, “ jelas Umi.

Pola rias atau cengkorongan paes dapat diamati mulai dari bagian tengah yaitu bentuk penunggul atau gajahan, pengapit, penitis, dan godheg. Paes Ageng dengan gaya Keraton Yogyakarta identik dengan riasan berwarna hitam dengan bentuk meruncing serta sedikit melengkung seperti daun sirih. (tata)

Pemerintah Provinsi Kepri